Sebuah video berdurasi 26 detik beredar menunjukan dua wanita yang dipaksa oleh massa berjalan tanpa mengenakan busana di India, kabarnya dua wanita tersebut juga diperkosa.

Video Viral tersebut merupakan insiden yang terjadi pada dua wanita yang berasal dari daerah Kangpokpi di Manipur, mereka merupakan seorang pekerja di fasilitas pencucian mobil di Imphal, diduga wanita tersebut diculik, diperkosa beramai-ramai dan dibunuh ditempat kerja mereka oleh sekelompok orang, pada 4 Mei 2023.

Kronologi pelecehan dan kekerasan seksual terhadap dua wanita tersebut berawal dari konflik antar etnis di India, yaitu Etnis Meitei dan Etnis Kuki. Dua perempuan dalam video viral tersebut merupakan bagian dari Etnis Kuki yang melarikan diri setelah desanya dibakar oleh Etnis Meitei yang disebabkan oleh konflik antar etnis.

“Wartawan BBC Geeta Pandey di Delhi mengatakan bahwa video viral yang beredar merupakan gambaran baru dari pemerkosaan dan kekerasan seksual yang digunakan sebagai alat kekeran dalam konflik yang seringkali berdampak menjadi serangan balas dendam”, dilansir BBC News, Kamis (20/07/2023).

Peristiwa pelecehan dan kekerasan seksual tersebut terjadi setelah terdapat laporan palsu bahwa seorang wanita dari Etnis Meitei telah diperkosa oleh milisi Kuki. Hal tersebut memicu sebuah siklus balas dendam yang mengerikan yang dilakukan terhadap wanita Etnis Kuki yang diduga oleh gerombolan Etnis Meitei pada video yang beredar tersebut.

Meskipun video viral kekerasan seksual tersebut baru beredar di media sosial, namun nyatanya konflik antaretnis di India telah rusuh sejak bulan Mei 2023.

Kronologi Awal Terjadinya Konflik

Awal terjadinya konflik antaretnis di Manipur ketika Etnis Meitei yang merupakan etnis terbesar di Manipur berambisi mendapatkan status “Suku Terjadwal” atau Schedule Tribe, yang mana hal tersebut memicu aksi protes dari suku lainnya di Manipur.

Aksi protes pertama kali terjadi di distrik negara bagian Churachandpur yang mana didominasi oleh Etnis Kuki. Etnis Kuki, Naga dan Mizo merupakan Etnis minoritas sementara populasinya sekitar 43% di Manipur. Mereka memprotes permintaan Etnis Meitei untuk di tetapkan sebagai “Suku Terjadwal”.

Dengan mendapatkan status “Suku Terjadwal” sekelompok etnis akan mendapatkan hak untuk bertani di lahan hutan, pinjaman bank dengan bunga murah, sejumlah pekerjaan mapan dipemerintahan, akses lebih luar ke fasilitas kesehatan dan pendidikan, hingga kursi perwailan dari tingkat dewan desa hingga parlemen.

Keistimewaan tersebut diberikan pemerintah sebagai bentuk upaya afirmatif untuk mengatasi kesetaraan dan diskriminasi structural history.

Pemimpin kelompok etnis minoritas mengatakan Etnis Meitei sudah relative sejahtera dan lebih banyak mendapatkan hak istimewa hal ini tidaklah adil bagi kelompok etnis minoritas seperti Etnis Kuki, Naga dan Mizo yang mana mereka khawatir bila Etnis Meitei mendapatkan status “Suku Terjadwal” atau Schedule Tribe mereka tidak akan mendapatkan kesempatan adil untuk mendapatkan pekerjaan atau keuntungan lainnya.  

“Terdapat 130 orang tewas terbunuh dan 400 lainnya terluka dalam kekerasan yang dimulai pada bulan Mei 2023. Lebih dari 60.000 orang telah dipaksa mengungsi dari rumah mereka ketika para aparatur negara sedang berusaha untuk memadamkan kerusahan”, di lansir dari BBC News, Kamis (20/07/2023).

Respon Pemerintahan India

Respon pemerintahan India dinilai sangat lamban dalam menangani kasus konflik antar etnis di Manipur yang telah terjadi sejak awal Mei 2023.

Setelah beredarnya video viral di media sosial yang memperlihatkan kekerasan dan pemerkosaan terhadap dua wanita, Perdana Mentri India Narendra Modi baru memberikan pernyataan.

“Video yang menunjukan kekejaman terhadapat wanita di Mnipur adalah yang paling memalukan” kata Modi, dikutip dari National Catholic Register (25/07/2023).

Respon pernyataan Narendra Modi yang dinilai sangat lambat membuat masyarakat berspekulasi bahwa Narendra Modi membela Etnis Meitei yang sama-sama menganut ajaran Hindu dibandingkan Etnis Kuki yang memeluk ajaran agama Kristen.

Tidak hanya pemerintah, peran aparatur negara dinilai tidak segera menindak kekerasan di Manipur hal ini pun mendapat sorotan publik. Empat pria yang terdapat dalam video mengerikan itu pun, baru diamankan setelah 70 hari setelah peristiwa terjadi.

Saat ini, Mahkamah Agung mendesak pemerintah agar segera mengambil keputusan untuk mengendalikan situasi yang terjadi di Manipur. Sedangkan masyarakat etnis Kuki meminta pejabat di Manipur yang berasal dari Etnis Meitei dicopot jabatannya.

Penulis : Nudia Fardal Aulia