Strategi Komunikasi Politik Bagi Anak Muda Dalam Membentuk Blok Politik Progresif

Jakarta, Ruanginfo.id – DPC GMNI Jakarta Selatan membuat forum Diskusi dan Bedah Buku Komunikasi Politik, Aktivisme, dan Sosialisme “Studi Komparasi Politik Anak Muda di Amerika dan Indonesia” di Aula Kesbangpol Jakarta Selatan, Kantor Walikota Administrasi Jakarta Selatan, Jumat (13/10/23).

Dalam forum tersebut membahas isi buku “Komunikasi Politik, Aktivisme, dan Sosialisme” yang ditulis langsung oleh Erik Ardiyanto, M. Ilkom selaku Penulis dan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina.

Para narasumber pada diskusi tersebut adalah Erik Ardiyanto selaku penulis, Regina Vianney Ayudya, S. Sos., M. Ikom Aktivis Perempuan sekaligus politisi muda dari PDIP, Darwin Iskandar, SE Aktivis dan Akademisi, Didik Hariyanto Pemred dan Penerbit Buki GDN.

Dalam sambutan dan Ketua DPC GMNI Jaksel Bung Deodatus Sunda Se isi dalam bahasan buku yang ditulis oleh Bung Erik Ardiyanto sangat menarik dan mengisipirasi untuk kaum muda khususnya gerakan progresif di Indonesia, menjelaskan mengenai tokoh seperti Bernie Sanders, Alexandria Ocasio-Cortez, Hingga Jeremy Corbyn.

Menurut Deodatus atau biasa dipanggil Dendy “perjuangan aktivisme mereka dapat dijadikan contoh sejarah tentang bagaimana politik progresif kaum muda bisa berjuang diakar rumput dan elektoral sesuai dengan prinsip dan ideologi.” Ujar Dendy.

Narasumber pertama dan penulis Buku Komunikasi Politik, Aktivisme, dan Sosialime Erik Ardiyanto, Kurangnya akserasi dan distribusi aktvisme paska kuliah ke dalam partai politik. Sehingga  yang tejadi politik banyak di isi kalangan non – aktvisme yang tidak membawa perjuangan akan nilai dan ideologi.

Ditambah, belum terbentuknya blok politik progresif di dalam gerakan dan tubuh partai sehingga narasi dalam politik masih kurang modern dan menyentuh anak muda.

kurangnya starategi komunikasi politik yang efektif “war position” terhadap narasi sayap kanan sebagai jalan alternatif dan juga alat perjuagan sehingga perubahan politik tidak terjadi.

Narasumber Kedua, politisi muda dari PDIP Regina, anak muda harus memperjuangkan ideologinya melalui partai politik. Menurutnya, PDIP sebagai partai yang berideologis Pancasila dan Marhaenisme yang menurutnya memperjuangkan kaum marhaen dan wong cilik.

“Merasa perjuangan yang dilakukan Alexandria Ocasio-Cortez ada kesamaan  yang diperjuangkan saat ini dengan terus konsisten turun basis, dengan menyediakan program beasiswa, stunting, UMKM, dan Paspor Gratis, ucap Regina.”

Narasumber ketiga, Bung Darwin bahwasanya cara komunikasi politik yang dilakukan oleh ke 3 tokoh yang terdapat di buku ini pada hakikatnya sudah di pratekan oleh Sukarno selaku Presiden pertama Indonesia melalui trilogi perjuangan yakni pertama, Kemauan (Will), kedua,  Pendidikan Politik berupa Agitasi dan Propaganda, dan ketiga, Organisatoris.

Narsumber terakhir, Bung Didik menekankan bahwa pemuda dengan ideologi progresif nya harus mampu menjadi blok politik alternatif ditengah berkembangnya populisme kanan.

Menurutnya, politik progresif Indonesia mengalami kemunduran dan statis. Sedangkan politik sayap kanan begitu masifnya ditengah kondisi Kapitalisme yang sedang “sakit”.

“Dari buku ini perjuangan yang dilakukan Bernie Sanders dan Cortez di Amerika, dan Jeremy Corbyn di Inggris, dua negara tersebut merupakan induknya dari kapitalisme dan sangat anti terhadap politik progresif (Sosialisme). Dari tiga tokoh tersebut mampu melahirkan blok politik alternatif yang progresif dengan ide – ide Sosialisme, Ujar Didik.”

Diskusi dan Bedah buku dihadiri oleh Mahasiswa berbagai kampus di Jakarta Selatan, Organisasi Mahasiswa, Organisasi Pemuda, dan Partai Politik.