Ruanginfo.id — Dari kita kecil sampai sekarang orang tua, keluarga dan masyarakat seringkali menuntut dan menghargai orang yang bisa masuk ke jajaran orang-orang sukses. Semakin sukses dan besar nilai kita di sekolah maupun di kampus, semakin besar juga gaji kita di dalam pekerjaan, semakin besar pula apresiasi dan kompensasi yang bisa kita terima.
Tapi di sisi lain, kita juga seringkali diperlihatkan contoh-contoh seperti orang yang sangat genius di akademik ataupun di pekerjaannya tapi kehidupan personal nya cenderung tidak sesuai ataupun kebalikannya. Atau mungkin kamu mempunyai teman yang pintar dan nilainya bagus tapi hidupnya biasa aja atau mungkin malah justru hidupnya kacau. Atau bisa juga temen kampus kamu, pas di kampus suka berdiskusi atau suka berfilsafat, logikanya bagus dan pintar berargumen tapi pas di luar kampus hidupnya tidak jelas.
Pertanyaannya kok bisa orang-orang ini seperti itu, kalau pintar aja gak cukup apa yang harus dilakukan agar bisa survive dan juga sukses di kehidupan.
Disini Satu Persen – Indonesia Life School membahas beberapa konsep yang dapat membantu kamu, gimana dunia bekerja seperti itu. Dan apasih mindset yang tepat yang dapat dilakukan agar kamu dapat survive dan sukses di kehidupan.
1. Garis tipis yang memisahkan sukses & gagal
Sukses tuh apa sih ? Sukses itu subjektif sekali, seperti bagaimana orang Indonesia mempersepsikan sukses. Sukses itu sebenarnya simpel, ibaratnya kamu udah happy, helathy dan produktif itu sudah bisa dikatakan sukses. Mungkin juga bisa di definisikan dengan 3 poin ini.
Pertama, kamu mungkin sudah mempunyai prestasi dan rekognisi seerti mencapai sesuatu yang menjadi planing kehidupan kamu ataupun penghargaan atau apapun nah itu sudah bisa dibilang sukses. Tapi kadang prestasi dan rekognisi saja kadang belum bisa disebut sukses oleh orang indonesia.
Kedua, stabil finansial. Kalau masyarakat Indonesia biasanya identik dengan rumah, kendaraan dan juga aset seperti mobil atau bahkan kos kosan. Intinya stabil finansial bagi masyarakat Indonesia ya kamu punya penghasilan yang baik dan stabil juga cukup untuk menghidupi diri sendiri dan tidak terlilit hutang.
Ketiga, tentunya kebahagiaan. Kalau kamu sudah mempunyai prestasi dan kestabilan finansial tapi kamu gak punya pasangan atau bahkan teman, atau juga agama atau spiritualitas kamu kurang baik kadang belum juga bisa dibilang sukses. Setelah mengetahui definisi sukses tadi, tentunya kata sukses selalu berdampingan dengan kata gagal, gagal sendiri bisa jadi kamu belum mencapai ketiga poin tadi.
2. Orang pintar gagal karena kepintarannya
Seringkali orang pintar gagal bukan karena faktor eksternal, tapi karena faktor internalnya juga. Mereka pintar tapi ternyata di internal mereka itu ada masalah. Artinya yang menjadi penyebab kegagalan mereka sendiri yaitu dirinya sendiri. Apa saja sih faktornya :
Yang pertama, orang pintar seringkali meremehkan skill lain diluar keahliannya. Seperti tidak jago bernegosiasi, atau seperti dosen atau guru yang tidak pandai mengajar. Mungkin mereka memang pintar tapi kurang bisa mengkomunikasikannya, karena komunikasi menjadi kunci contohnya orang yang pandai fisika tapi tidak bisa mengajarkan fisika.
Kedua, orang pintar cenderung susah diajak kerjasama. Orang pintar susah kerjasama dengan banyak siswa yang kurang pintar makanya ia lebih memilih mengandalkan diri sendiri dibandingkan orang lain. Tapi jika dalam berbisnis dan berorganisasi kita akan harus selalu bekerjasama dan mengandalkan orang lain.
Ketiga, orang pintar terlalu menempatkan harga dirinya kepada kepintarannya. Karena terlalu percaya diri kadang orang pintar juga bukannya tidak nyaman bekerja sama dengan orang yg kurang pintar darinya, mereka juga bisa gak nyaman kerjasama dengan orang yang lebih pintar dari mereka. Karena mereka merasa harga dirinya akan terinjak oleh orang yang lebih pintar darinya. Ibaratnya mudah kesinggung dan baperan yang sebenarnya biasa saja. Akhirnya mereka cenderung lebih mengandalkan diri sendiri dan bekerja sendiri yang belum tentu bisa survive dan sukses.
Keempat, orang pintar mudah sekali bosan. Pintar dan eksplorasi adalah dua hal yang berbeda, tapi kalau ada orang pintar yang juga terbuka dengan eksplorasi dan terbuka dengan hal baru biasanya lebih kreatif tapi lebih gampang bosen, akhirnya kerajaan-kerajaan yang harusnya bisa lebih disiplin bisa dilakukn secara rutin dan bisa menunjang kesuksesan itu tidak dilakukan karena tidak bisa mempertahankan level motivasi yang sama ketika mereka melakukannya di awal-awal. Jadi orang pintar juga bermasalah dengan motivasi.
Kelima, orang pintar itu kebanyakan mikir dan sering melamun. Mereka lebih suka berpikir yang mendalam, kritis dan juga radikal. Tapi orang-orang pintar ini seringkali menganggap kalau solusi dari permasalahan adalah dengan dipikirkan terlebih dahulu. Bahkan dalam beberapa kasus, ia sudah mengetahui solusinya tapi tidak dengan aksinya karena terlalu banyak mikir.
3. Mengapa orang pintar susah bahagia?
Kesukaan dan kecerdasan itu tidak selalu menjamin kebahagiaan, apalagi kalau kamu pintar dan ekspektasi kamu tinggi banget. Samai kamu tidak paham bagaimana caranya kamu bisa puas dalam hidupmu yang sekarang yang mungkin hidupmu yang sekarang sudah jauh lebih baik daripada kebanyakan orang diluar sana. Orang pintar itu bakal ngerasa puas kalau berhasil mencapai sesuatu yang tinggi. Kebanyakan orang pintar dengan ekspektasi yang tinggi akan berfikir kalau ekspektasi mereka itu realistis yang akhirnya membuat mereka perfeksionis dan mengejar kesempurnaan yang mustahil, dan juga kebanyakn idealisme orang-orang pintar ini tidak diterima di masyarakat.
4. Cara orang pintar bahagiaGimana cara orang pintar bisa bahagia?
Pertama-tama kita menganggapan bahwa bahagia itu hasil dari kesuksesan. Kita terobsesi dengan berbagai macam pencapaian atau mungkin ekspektasi kita dan ketika kita tidak mencapai itu kita tidak jadi happy atau bahagia. Atau kita juga seringkali melupakan hal-hal diluar ekspektasi kesuksesan kita seperti punya pasangan, punya teman dan hubungan baik dengan keluarga kita seringkali lupa. Jadi antara ekspektasi yang terlalu tinggi dan lupa bahwa hidup bukan hanya soal kesuksesan di bidang tertentu.
Sarannya coba dengan kamu menganalisis hidupmu lewat berbagai aspek kehidupan, mulai dari
1. Apakah kamu sudah bisa survive atau belum.
2. Apakah kamu sudah bisa memproteksi dan manage resiko ?
3. Apakah sudah punya meaningful relationship?
4. Hobi, mental healt, dan hubungan spiritualitas, karir dan juga manner harus diperhatikan.
5. Dana darurat
Tidak harus mengejar semuanya, kamu bisa memulainya dengan satu persatu. Pilih yang sesuai dengan keinginan kamu selama tidak merugikan dan mengganggu orang lain. Kejar hal-hal yang memang kamu perlukan tapi jangan denial.
Memanage ekspektasi juga diperlukan, jadilah orang yang optimis dan realistis juga. Set target yang tidak terlalu rendah tapi tidak terlalu tinggi juga dan harus realistis, jadi kalau tidak tercapai yauda dan kalau tercapai ya bersyukur. Setiap orang berhak dapat kesempatan dan mengembangkan potensi terbaiknya.
Penulis : Kinanti Hertia
Tim Redaksi