RUANGINFO.ID-Kekhalifahan Umayyah telah berkuasa selama Jauh hari sebelum berdiri kekhalifahan Abbasiyah ada peristiwa penting menyebabkan kejatuhan Dinasti Umayyah di Damaskus setelah 90 tahun berkuasa.
Daftar Isi
Penyebab Runtuhnya Dinasti Umayyah 748 M
Perebutan Kekuasaan
Beberapa faktor salah satunya perebutan kekuasaan saat Khalifah Abdul Malik meninggal dunia tidak kemudian digantikan oleh al-Walid II menggantikan pamannya Hisyam. Kemunculan al-Walid II sebagai khalifa awal dari kemunduran Kekhalifah Umayyah di Damaskus.Apalagi putra al Walid I bernama Yazid III muncul memproklamasikan diri sebagai khalifah setelah berhasil merebut Damaskus dari tangan Walid II dengan melakukan pemberontakan dan peperangan sengit.
Perang Saudara
Perang saudara yang terjadi tahun 744-750 M berlangsung dramatis terlebih antara keduanya baik Walid II dengan Yazid III tidak mau mengalah merasa paling berhak menjadi khalifah.Sampai akhirnya Walid berhasil melarikan diri ke Palmyra yang terletak di Suriah, tetapi tampaknya meski keluar dari Damaskus Yazid terus mengejarnya sampai akhirnya Walid II tertangkap dan dipenggal kepalanya.
Pemberontakan Oleh Suku Qais
Pemberontakan masih berlangsung usai kematian Walid II.Usai Walid meninggal muncul pemberontakan oleh suku Qais di bawah pmpinan Abu Muhammad dengan mengerahkan kekuatan pasukan.
Tetapi dapat dipadamkan kemudian Ia dijebloskan ke penjara bersama putra-putra Walid II. Sejak itu Yazid III mengangkat dirinya sebagai khalifah penuh kedamaian dan perjalanan karirnya menjadi kepala pemerintahan berjalan hanya singkat, karena sesudah enam bulan Ia sakit hingga akhirnya meninggal dunia 744 M.
Perjalanan sejarah Umayyah belum berakhir sepeninggal Yazid III selanjutnya roda pemerintahan diteruskan olah adiknya bernama Ibrahim. Namun, menariknya Ibrahim tidak mendapat dukungan dari rakyat maupun kalangan keluarga Bani Umayah dan mendapat perlawanan dari Marwan II.
Ibrahim melarikan diri ke Damaskus
Marwan II,salah satu cucu Marwan Iberkuasa 684-685 M yng awalnya gubernu Armenia yang berusaha memperebutkan kekuasaan dari Ibrahim sehingga terjadi perang saudara berlangsung dramatis sampai akhirnya Ibrahim melarikan diri ke Damaskus.
Perebutan Kekuasaan
Setelah berhasil mengalahkan Ibrahim kemudian Marwan II dinobatkan menjadi khalifah tahun 744 M dan memindahkan ibukota kekhalifahan ke Harran di Suriah. Hal menarik tidak ada ketentuan mekanisme pengangkatan khalifah memicu perebutan kekuasaan antar anggota keluarga Bani Umayyah
Masalah lain tidak kalah penting adalah ketidakpuasan pemeluk Islam non Arab yang disebut Mawali yang tinggal di Irak. Mereka tidak diakui dan diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua membuat mereka melakukan perlawanan.
Hal inilah memicu perang saudara berlangsung tahun 744-750M yang melibatkan anggota kekhalifahan Umayyah sampai akhirnya mengalami keruntuhan dan revolusi Abbasiyah.
Khalifah al-Walid Gantikan Hasyim sebagai Khalifah
Perang saudara tersebut dilatarbelakangi Khalifah al-Walid meneruskan pemerintahan menggantikan pamannya,Hisyam sebagai khalifah.Gaya hidupnya lebih berfoya-foya dan bersikap keji dan kejam mencambuk sepupunya Sulaiman bin Hisyam kemudian lebih memihak suku-suku Arab utara, terutama Qais.
Sikap al-Walid yang demikian memicu perang saudara di kalangan keluarga Bani Umayyah apalagi ditambah suka korupsi dan sekuler. Hal mendorong sebagian kelompok Bani Abbasiyah memanfaatkan kesempatan itu merebut tahta kekhalifahan dari Bani Umayyah.
Penyebab lain keruntuhan Umayyah salah satunya pemindahan ibukota kekhalifahan dari Damaskus ke Kota Harran tanpa persetujuan penduduk Suriah.
Penyebab Pemberontakan Warga Suriah
Hal ini memicu pemberontakan warga Suriah, karena merasa tidak diakuinya lagi kemudian ditinggal begitu saja tidak heran mereka beramai-ramai memberontak. Fenomena itu membuat geger seluruh negeri sampai akhirnya Marwan turun tangan mencoba memadamkan pergolakan dengan mengangkat dua puteranya Ubaydallah dan Abdallah sebagai ahli waris.
Bahkan pula mengangkat beberapa gubernur baru solusi dengan harapan dapat mengamankan kekuasaannya, tetapi kenyataannya persoalan politik makin parah menimbulkan krisis kepercayaan.
Pemberontakan Anti-Umayyah
Pengangkatan dua putera Ubaydallah dan Abdallah sebagai ahli waris justru memicu pemberontakan anti-Umayyah, bahkan jumlah kelompok penentang pemerintah atau oposisi terus bertambah.
Kelompok penentang semakin marak terjadi,terutama wilayah negara Iran dan Irak berasal dari kelompk Khawarj.Kelompok ini secara terang-terangan menyatakan menentang pemeritahan Umayyah dengan melakukan tindakan-tindakan keras dan radikal.
Tim Redaksi